Wali Murid Menggugat karena Anaknya Tak Naik Kelas, Ini Kata Disdik DKI

Wali Murid Menggugat karena Anaknya Tak Naik Kelas, Ini Kata Disdik DKI
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat. (Suara.com/Fakhri).
Suara.com - Seorang wali murid bernama Yustina melayangkan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena anaknya tidak naik kelas. Salah satu tergugat adalah Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Terkait itu, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta mengaku sudah melakukan mediasi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik DKI, Syaefuloh Hidayat mengatakan mediasi perlu dilakukan antara kedua belah pihak.
"Intinya kita sudah melakukan mediasi antara kedua belah pihak," ujar Syaefuloh di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019).
Syaefuloh enggan menjelaskan lebih lanjut soal kasus tersebut. Ia juga tidak mau mengatakan kapan mediasi dilakukan dan menyebut mediasi itu sedang berproses.
"Lagi proses, lagi proses (mediasi)," singkatnya.
Sebelumnya, Yustina menggugat secara perdata empat guru di SMA Kolese Gonzaga, Jakarta Selatan sebesar Rp 551 juta dan Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta.
Gugatan perdata itu dilayangkan karena Yustina kecewa anaknya tidak naik kelas.
Berdasarkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (SIPP PN Jaksel), Yustina melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (1/10/2019) dengan perkara nomor 833/Pdt.G/2019/PN JKT.SEL.
Empat guru yang digugat ialah Pater Paulus Andri Astanto, Himawan Santanu, Gerardus Hadian Panomokta, dan Agus Dewa Irianto.
Yustina juga turut menggugat Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta.
Dalam berkas permohonan, Yustina meminta majelis hakim mengabulkan gugatan dan menyatakan bahwa para tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum.
Share:

Mendikbud Nadiem Makarim Jelaskan Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak

Mendikbud Nadiem Makarim Jelaskan Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Anak
Mendikbud Nadiem Makarim saat acara Lepas Sambut di Kemendikbud, Jakarta, Rabu (23/10). [Suara.com/Arya Manggala]

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem (Mendikbud) Nadiem Makariem menyebut pendidikan karakter merupakan prioritas pemerintah saat ini.
Menurutnya, derasnya arus informasi di zaman teknologi saat ini bisa membuat orang kehilangan arah akibat percaya dengan informasi yang tidak benar atau hoax.
"Pertama, yang terpenting itu pendidikan karakter. Sekarang yang sedang terjadi dengan besarnya peran teknologi, kalau pemuda tidak punya karakter, integritas, analisa informasi dengan kuat, maka akan tergerus dengan berbagai macam informasi yang tidak benar," terang dia, dalam rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dilansir Antara, Rabu (6/11/2019).
Oleh karena itu, salah satu prioritasnya adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter, ada yang sifatnya kognitif, ada yang sifatnya moral atau akhlak.
"Hampir semua perusahaan besar di Indonesia, komplain mengenai ketiadaan profesionalisme pada pemuda kita. Ini banyak sekali yang saya dengar," tambah dia.
Profesionalisme yang dimaksud adalah karakter, apakah itu menghormati atasan, menghormati waktu, memperbaiki diri, maupun menghormati rekan kerja. Hal itu berdampak pada ekonomi Indonesia.
Isu lainnya terkait pendidikan karakter adalah intoleransi. Nadiem melihat saat ini bermunculan tren politik identitas dan juga kekurangan intoleransi dalam berbagai instansi.
"Ini terjadi karena tidak adanya kebersamaan identitas, identitas yang bersifat nasional dan juga saling mengerti, kasih sayang sesama suku bangsa dan agama," tambah dia.
Nadiem menambahkan dia akan menerjemahkan pendidikan karakter itu ke dalam konten dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak bisa hanya dimasukkan ke dalam kurikulum ataupun baca buku saja.
"Kita tidak mungkin belajar nilai-nilai, kalau tidak dilakukan melalui kegiatan pendidikan karakter tersebut. Selain itu pendidikan karakter harus melibatkan keluarga dan masyarakat. Jadi salah satu yang akan saya canangkan adalah bagaimana pendidikan karakter langsung ada masyarakat dan konten-konten kekinian, agar masyarakat tahu apa itu moralitas, masyarakat sipil, akhlak melalui contoh nyata bukan filosofi," tutup Nadiem. [ANTARA]
Share:

Sebut Timteng Bangsa Rapuh, Kemenag: Radikalisme Tak Mudah Masuk Indonesia

Sebut Timteng Bangsa Rapuh, Kemenag: Radikalisme Tak Mudah Masuk Indonesia
Ilustrasi perbedaan. (Shutterstock)
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan Indonesia tidak mudah untuk dimasuki ideologi-idologi lain selain dari Pancasila, termasuk pemahaman radikal yang belakangan menjadi musuh dan lawan negara.
Kamaruddin mengungkapkan dibanding negara lain di Timur Tengah, Indonesia bahkan menjadi negara paling tahan banting terhadap pemahaman radikalisme. Hal tersebut, lanjut dia, lantaran Indonesia memiliki ormas-ormas Islam dengan semua unsurnya sebagai kekuatan untuk membentengi Indonesia dari paham radikalisme.
“Indonesia tak mudah dimasukin ideologi radikalisme, meskipun hal itu kita harus waspadai. Negara-negara yang lain misalnya di Timur Tengah mereka bangsanya mudah rapuh karena tak punya infrastruktur yang kuat, kita punya itu,” kata Kamaruddin dalam diskusi Forum Merdeka Barat bertajuk Mengedepankan Strategi Deradikalisasi di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Senin (11/11/2019).
“Sehingga Alhamudillah kalau ada ideologi yang masuk ke Indonesia, dia harus menghadapi pemerintah, berhadapan ormas-ormas islam, berhadapan pondok pesantren, berhadapan dengan para ulama dan para sarjana. Mereka harus menghadapi jumlah yang sangat besar sehingga tak mudah indoensia di penetrasi,” sambungnya.
Ia menjelaskan ormas-ormas Islam yang memainkan peran sebagai penangkal radikalisme, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Tidak hanya sebagai pencegah masuknya radikalisme, dua ormas Islam terbesar tersebut bersama ormas lainnya yang moderat, kata Kamaruddin juga berperan dalam menjaga dan merawat persatuan dan Bhineka Tunggal Ika.
“Coba bayangkan NU radikal, atau bayangkan Muhammadiyah radikal atau salah satu ormas radikal, Indonesia bisa kacau luar biasa. Tetapi kita punya NU, Muhammadiyah, ormas mainstream yang ada itu berperan baik. Dan inilah infrastruktur menjadi penyangga meskipun kita plural, majemuk, dan di-masukin ideologi-ideologi lain tapi tak semudah itu,” kata Kamaruddin.
Share:

Bingung Biaya Kuliah? Jangan Galau, Ikuti 3 Tips Ini untuk Meraih Beasiswa

Bingung Biaya Kuliah? Jangan Galau, Ikuti 3 Tips Ini untuk Meraih Beasiswa
Ilustrasi beasiswa untuk biaya kuliah. (Shutterstock)
Mendapatkan pendidikan yang layak tentunya sudah menjadi keinginan banyak orang. Adan barangkali termasuk salah satunya. Cuma masalahnya, untuk menikmati pendidikan bermutu seperti itu, Anda akan membutuhkan sejumlah biaya yang cukup besar.
Besar biaya tersebut juga akan sangat tergantung pada jurusan dan juga kampus yang dipilih. Semakin diminati dan populer sebuah jurusan atau kampus yang diinginkan, biasanya akan semakin mahal juga biaya pendidikan yang dibutuhkan.
Penting untuk menyiapkan biaya pendidikan ini dengan baik sejak awal, mengingat jumlahnya juga tak bisa dianggap kecil. Faktanya, membayar biaya kuliah sering jadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa. Bukan hanya karena jumlahnya yang besar, namun karena harus dibayarkan secara teratur setiap semesternya.
Pada umumnya, ada banyak kesalahan yang kerap dilakukan mahasiswa dalam membayar biaya kuliah mereka, sehingga kewajiban yang satu ini menjadi sulit untuk diselesaikan. Tapi, jangan juga sampai terlalu galau soal ini, karena sebenarnya ada peluang meringankan seperti beasiswa.
Bagaimana caranya? Nah, cobalah ikuti tips atau cara mendapatkan beasiswa berikut ini, seperti dikutip dari Cermati.com.
1. Jangan Mengabaikan Kesempatan untuk Dapat Beasiswa
Beasiswa menjadi salah satu langkah tepat yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi biaya kuliah. Saat ini, ada banyak jenis beasiswa yang bisa dapatkan dengan mudah, apalagi jika Anda termasuk mahasiswa yang berprestasi di kampus.
Bukan hanya dari pihak kampus saja, beasiswa ini bahkan banyak yang diberikan pihak swasta, juga pemerintah. Jumlahnya juga beragam, sehingga Anda bisa memilih jenis beasiswa yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Namun jika Anda mengabaikan kesempatan yang ini, tentu artinya Anda juga akan membuang kesempatan untuk menyelesaikan pembayaran biaya kuliah dengan mudah dan cepat. Sebab, mendapatkan beasiswa merupakan langkah tepat yang bisa dilakukan untuk mendapatkan pendidikan murah, bahkan gratis.
Caranya, mulailah mencari informasi tentang hal ini, baik itu secara langsung di kampus, atau bahkan secara online dan mandiri melalui layanan internet. Biasanya pihak penyedia beasiswa akan menggunakan banyak media untuk menginformasikan pengadaan beasiswa ini, sehingga Anda tidak akan kesulitan untuk menemukannya.
2. Selalulah Fokus dalam Menyiapkan Diri
Guna memperoleh beasiswa, memang dibutuhkan persiapan yang matang, mulai dari kemampuan diri dalam akademik, hingga persyaratan administratif pengajuan beasiswa. Jadi, fokuslah dalam menyiapkan diri untuk mengajukan beasiswa itu, ya?
Bisa dibayangkan jika Anda tidak fokus dalam melakukan berbagai persiapan yang diperlukan dalam pengajuan beasiswa. Biasanya, akan ada saja hal yang kurang atau belum Anda penuhi dengan baik dari syarat pengajuan beasiswa tersebut. Hingga, bukannya didapat, peluang beasiswa itu pun malah jadi terbuang percuma karena Anda tidak benar-benar siap.
3. Seimbangkan Waktu
Bekerja sambil kuliah tentu bukan hal yang asing lagi sekarang. Barangkali Anda juga termasuk yang menjalankan kedua aktivitas ini secara bersamaan.
Namun masalahnya, jika Anda terlalu fokus bekerja dan menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas itu, maka sangat mungkin Anda akan mengalami masalah manajemen waktu. Kuliah saja bisa terlantar dibuatnya, apalah lagi rencana atau keinginan mendapatkan beasiswa.
Meski tujuan Anda bekerja mungkin demi mendapatkan sejumlah uang, yang ujungnya juga untuk biaya kuliah, bekerja terlalu fokus bisa saja justru membawa masalah. Jadi, hindarilah kondisi kelelahan selama bekerja, mengingat Anda juga membutuhkan energi yang cukup untuk belajar, termasuk juga mempersiapkan diri mencari beasiswa.
Persiapkan Diri dengan Baik
Memperoleh beasiswa memang menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan biaya menempuh pendidikan tinggi seperti yang diimpikan. Namun, untuk memperoleh beasiswa itu pun diperlukan upaya yang tak mudah, mulai dari waktu, energi, dan masih banyak lagi. Perhatikan semua itu, dan semoga langkah Anda mulus untuk menempuh pendidikan tinggi dengan beasiswa.
Share:

Punya Gelar D3 Perlukah Lanjut Kuliah Sarjana? Ini Saran Pakar

Punya Gelar D3 Perlukah Lanjut Kuliah Sarjana? Ini Saran Pakar
Ilustrasi sarjana. (Shutterstock)

Perlukah lulusan diploma perlu sekolah lagi untuk mendapatkan gelar sarjana?

Suara.com - Punya Gelar D3 Perlukah Lanjut Kuliah Sarjana? Ini Saran Pakar
Pendidikan adalah faktor terpenting untuk meningkatkan taraf hidup seseorang. Pendidikan juga jadi salah satu penilaian perusahaan untuk menerima seseorang jadi karyawan, termasuk penguasaan skill. 
Biasanya supaya punya skill orang tersebut menempuh pendidikan diploma I, II, hingga III agar cepat diterima kerja. Namun, yang jadi pertanyaan perlukah lulusan diploma perlu sekolah lagi untuk mendapatkan gelar sarjana?
Jawabannnya tergantung, apa tujuan dari pendidikan itu, apakah untuk mendapatkan jabatan di suatu perusahaan atau menambah keterampilan skill pekerjaan. Kalau mengejar jabatan, disarankan untuk ambil sarjana, sedangkan untuk keterampilan skill disarankan meneruskan D4 sebanding dengan S1 terapan.
Tiomega Gultom, Kepala Subdirektorat Penyelarasan Kebutuhan Kerja, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tingggi (Kemenrisdikti RI) [Suara.com/Dini]
Tiomega Gultom, Kepala Subdirektorat Penyelarasan Kebutuhan Kerja, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tingggi (Kemenrisdikti RI) [Suara.com/Dini]
"Jadi sekarang sebetulnya dia S1 gitu loh, ada D4 kan, itu udah disamakan dengan S1, cuma dia terapan. D4 jadi S1 terapan, itu kalau dia mau langsung kerja. S1 kan dia bukan terampil sebenernya," ujar Tiomega Gultom, Kepala Subdirektorat Penyelarasan Kebutuhan Kerja, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tingggi (Kemenrisdikti) RI, di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019)
Praktik pendidikan Indonesia sendiri sayangnya banyak yang tidak relevan, karena banyak orang berorientasi pada pekerjaan tapi di saat yang bersamaan ia mengejar gelar sarjana. Padahal seperti diketahui sarjana minim skill, sedangkan yang dibutuhkan adalah skill.
"Nah kan perusahaan yang sudah bekerjasama dia lihatnya S1 semua jurusan, tapi nanti ditraining, karena pemikiran mereka S1, karena S1 diajarkan pemikiran kritis. Akhirnya dia (perusahaan) mencari S1 semua jurusan, dia dia dilatih keterampilan lagi 2 bulan, itu akan seperti itu," ungkapnya.
Berdasarkan pengalaman, Mega juga menemukan ia yang sebagai S1 jarang mendapat kesempatan beasiswa untuk meneruskan sekolah. Adapun kesempatan beasiswa banyak diberikan perusahaan untuk menyekolahkan karyawannya agar semakin memiliki skill. Seperti pendidikan SMK, beasiswa untuk D1, D2, D3, hingga D4.
"Karena Indonesia masih mengejar gelar, masih yang namanya gelar minded, saya cuma dari S1 susah banget nyari beasiswa," tutupnya.
Share:

Ruang Kelas Ambruk, 15 Siswa dan 2 Guru SMPN 2 Plumbon Cirebon Dirawat

Ruang Kelas Ambruk, 15 Siswa dan 2 Guru SMPN 2 Plumbon Cirebon DirawatSiswa Terluka Akibat Ruang Kelas Rubuh di Cirebon. ©Antara
Merdeka.com - Sebanyak 15 siswa dan dua orang guru SMPN 2 Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dirawat di Rumah Sakit setelah dua ruang kelas ambruk. Padahal saat itu, dua ruang kelas tersebut sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar (KBM).
"Dari 15 siswa yang menjalani perawatan di RS Mitra Plumbon, lima diantaranya bakal dirujuk ke RSD Gunung Jati Kota Cirebon," kata Wakapolres Cirebon, Kompol Ricardo Condrat Yusuf di Cirebon, Selasa (1/10).
Dia menambahkan, lima siswa dirujuk untuk dilakukan commputerized tomography (CT) scan. Hal ini untuk memastikan keadaan mereka, apakah mengalami luka berat atau tidak.
"Untuk bisa mengetahui dan memastikan luka berat atau tidaknya harus melalui CT scan terlebih dahulu," ujarnya.
Condrat mengatakan, belum bisa memastikan penyebab terjadi ambruknya dua ruang kelas SMPN 2 Plumbon, karena masih harus menunggu hasil dari puslabfor. Untuk itu, Polres Cirebon sudah memasang garis polisi agar para pelajar dan guru tidak mendekati bangunan yang rawan ambruk.
"Kita sudah pasang garis polisi, agar mereka tidak mendekati bangunan yang dikhawatirkan ambruk," tutupnya. [fik]
Share:

Anggota DPRD Jadi Tersangka Pembakaran SD di Palangka Raya

Anggota DPRD Jadi Tersangka Pembakaran SD di Palangka Raya

Anggota DPRD Kalimantan Tengah, Yansen Binti (YB), telah ditetapkan polisi sebagai tersangka pembakaran sejumlah sekolah dasar di Kota Palangka Raya.

Ia ditetapkan sebagai tersangka setelah diperiksa aparat kepolisian daerah setempat sekitar 12 jam.

"Yang bersangkutan YB masih diperiksa, namun statusnya dari saksi kita tingkatkan menjadi tersangka dalam kasus pembakaran tujuh sekolah," kata Kabid Humas Polda Kalteng AKBP Pambudi Rahayu, Senin (4/9) malam seperti dikutip dari Antara.


Selain itu, Pambudi mengatakan penyidik juga masih mendalami kasus tersebut. Di antaranya, sambung Pambudi, guna mencari tahu a peran dari YB dalam perkara yang selama ini menjadi buah bibir di ibu kota provinsi yang berjuluk ‘Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila’ tersebut.

"Selain YB, Polda Kalteng juga sudah mengamankan AG yang diduga kuat terlibat dalam kasus tersebut," bebernya.

Penetapan tersangka terhadap keduanya yang diduga terlibat dalam kasus pembakaran tujuh sekolah, setelah penyidik menemukan dua alat bukti untuk menjerat kedua tersangka.


"Pasal yang dikenakan 187 jo 55 KUHP tentang turut serta dalam kasus pidana, dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun," ucap Pambudi.

Untuk AG, usai ditetapkan sebagai tersangka pada hari itu juga, langsung diterbangkan ke Mabes Polri guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut mengenai hal tersebut. Sementara itu, YB bakal digelandang ke Mabes Polri pada Selasa (5/9). Pada pagi nanti dia dijadwalkan diterbangkan dari Bandara Syamsudinoor Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Ditambah YB dan AG, polisi kini telah menetapkan sembilan tersangka dalam dugaan pembakaran sekolah-sekolah di Palangka Raya. Sebelumnya kepolisian berhasil menggulung tujuh tersangka yang sudah berada di Mabes Polri.


Sementara itu Sukah L Nyahun, selaku Kuasa Hukum YB tersebut, ketika ditanya mengenai perihal kliennya enggan berbicara untuk sementara.

Geledah Ruang Kerja di Gedung Dewan

Sebelum YB ditetapkan sebagai tersangka, pada Senin (4/9) petang, belasan anggota kepolisian dari Mabes Polri dan Polda Kalteng menggeledah ruangan Komisi B di DPRD Provinsi Kalimantan Tengah terkait kasus pembakaran tujuh sekolah dasar negeri di Kota Palangka Raya periode Juli 2017.

"Mereka menggeledah ruangan pak Yansen Binti, dari dalam ruangan tidak ada satupun berkas yang dibawa oleh pihak kepolisian," kata Sekretaris Dewan Provinsi Kalteng Tantan, di Palangka Raya, Senin petang.

Selain ruang kerja politikus Gerindra ini di gedung dewan, polisi pun menggeledah rumah YB serta serta kantor KONI Kalteng.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170905002050-12-239430/anggota-dprd-jadi-tersangka-pembakaran-sd-di-palangka-raya
Share:

Kemdikbud Tak Wajibkan Tes Calistung Saat Tes Masuk SD

Kemdikbud Tak Wajibkan Tes Calistung Saat Tes Masuk SD

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang penerimaan siswa baru murid sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.

Dalam akun instagram resminya, Kemdikbud memberikan beberapa aturan baru termasuk tak adanya tes calistung (membaca, menulis, dan berhitung) sebagai syarat masuk SD dan sederajat.

Kemdikbud mengungkapkan bahwa aturan ini dibuat berdasarkan Permendikbud nomor 14 Tahun 2016 tentang PPDB.

Berikut syarat Peserta Didik Baru Kelas 1 SD dan sederajat:

1. Usia
Untuk kelas 1 SD dan sederajat, usia calon anak didik minimal berusia 7 tahun atau paling rendah 6 tahun pada tanggal 1 Juni 2018 tahun berjalan.

Anak usia 5 tahun 6 bulan pada tanggal 1 Juli tahun berjalan ini diperuntukkan bagi calon peserta didik yang punya kecerdasan istimewa dan dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional.

Dalam aturan usia ini, sekolah wajib menerima peserta didik yang berusia 7 tahun.

2. Tanpa tes calistung
Dalam seleksi calon peserta didik SD, calon murid tidak perlu melakukan tes membaca, menulis, dan berhitung.

3. Seleksi
Calon peserta didik diutamakan yang memiliki jarak tempat tinggak ke sekolah sesuai dengan zonasi yang ditetapkan pemerintah daerah sesuai kewenangannya. Artinya, semakin dekat jarak sekolah dengan rumah calon peserta didik maka dia akan diutamakan.

Namun jika usia dan jarak tempat tinggal sama-sama dekat maka yang mendaftar lebih awal akan diprioritaskan.

Berbeda dengan sistem PPDB SD, PPDB SMP dan SMA, dan SMK masih sesuai dengan standar awal.

Untuk aturan dan syarat PPDB SMP dan sederajat juga diatur berdasarkan jarak ke sekolah yang sesuai zonsi.

Selain itu nilai hasil ujian, ijazah atau STTB SD, atau prestasi akademik dan non akademik yang diakui sekolah sesuai kewenangan sekolah juga jadi syarat pendaftaran PPDB.

Calon peserta didik SMP juga harus berusia maksimal 15 tahun saat mendaftar.

Aturan syarat PPDB SMA, syarat usia maksimal 21 tahun dan memiliki ijazah atau STTB SMP.

Aturan soal jarak sekolah, kepemilikan SHUB SMP, dan prestasi juga jadi prioritas penerimaan.

Aturan soal jarak sekolah dan zonasi ternyata tak diterapkan pada PPDB SMK. Sebagai syarat utama SMK, peserta didik berusia maksimal 21 tahun, punya ijazah atau STTB SMP. Namun sekolah juga bisa melakukan seleksi bakat dan minat sesuai bidang keahlian atau program.


(chs/chs)

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180531142414-284-302502/kemdikbud-tak-wajibkan-tes-calistung-saat-tes-masuk-sd
Share:

Menakar Biaya Masuk SD Swasta di Jakarta

Menakar Biaya Masuk SD Swasta di Jakarta

Ketika bicara soal sekolah, pembicaraan terkait berapa biaya yang harus dipersiapkan untuk menyekolahkan anak.

Tak dimungkiri, kalau pilihan untuk menyekolahkan anak di sekolah dasar swasta pasti butuh biaya yang cukup mahal. Namun berapa sih biaya yang harus dipersiapkan?

Dari berbagai macam sekolah swasta di Jakarta, berikut adalah 5 biaya pendidikan SD Swasta yang berada di Jakarta.


Berdasarkan informasi yang diterima CNNIndonesia.com dari sekolah masing-masing, berikut beberapa biaya yang harus dipersiapkan?

1. Al Azhar 1 Islamic Elementary School

Menjadi salah satu sekolah swasta berbasis Islam, SD Al-Azhar memiliki fasilitas penunjang yang lengkap.

Sekolah ini menetapkan biaya pendidikan pada tahun ajaran baru 2019 dengan uang pangkal sebesar Rp 44,3 juta, iuran SPP Rp 2,2 juta per bulan, serta biaya kegiatan sebesar Rp 300 ribu per tahun. 

2. SD Global Islamic School

Sekolah islam lainnya di Jakarta yang tak kalah dari SD Al-Azhar adalah SD Global Islamic School.

Biaya yang harus dikeluarkan adalah uang pangkal Rp 27,5 juta, uang kegiatan Rp 2,6 juta, biaya perlengkapan Rp 3,9 juta, iuran SPP Rp 1,7 juta per bulan serta uang komite Rp 210 ribu di tahun ajaran 2019 ini.

3. Primary Years Program Cikal Cilandak

SD dengan kurikulum internasional ini membuat siswanya datang untuk bermain dan belajar di sekolah yang dekat dengan alam. Ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Cikal tak memberikan kisaran biaya masuk sekolah di tahun 2019.

Namun di tahun 2018, biaya yang harus dikeluarkan orang tua untuk tahun, tahun 2018 sekolah ini mematok uang pangkal Rp 99,3 juta, biaya tahun pertama hingga kelima sebesar Rp 313,5 jt, sedangkan di tahun keenam Rp 68,2 juta.

4. ACG School Jakarta 

Sekolah internasional ACG School Jakarta memiliki standar biayanya sendiri.

Dilansir dari situs resmi mereka, di tahun ajaran 2017/2018 lalu, biaya pendidikan di tahun pertama sampai kedua sebesar Rp 206,6 juta yang dapat dicicil, sedangkan di tahun ketiga sampai tahun keenam sebesar Rp 259,1 juta. 

5. High Scope Indonesia - TB. Simatupang

Sekolah Perjanjian Kerjasama yang menerapkan kurikulum internasional dan konten nasional ini juga menyediakan fasilitas lengkap seperti sekolah internasional lainnya.

Biaya pendidikan yang ditetapkan oleh Sekolah High Scope Indonesia - TB. Simatupang untuk tahun ajaran 2018/2019 berdasarkan situs resminya, tahun pertama hingga keenak sebesar Rp 70 juta serta iuran SPP Rp 6 juta per bulan. (nad/chs)

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190611163214-284-402455/menakar-biaya-masuk-sd-swasta-di-jakarta
Share:

Tak Buat PR, Kuping Siswa Dijepret Stapler oleh Guru

Tak Buat PR, Kuping Siswa Dijepret Stapler oleh Guru

Seorang pelajar kelas empat sekolah dasar di Negara Bagian Sabah, Malaysia, mengalami pendarahan di telinga setelah dijepit dengan stapler oleh guru. Alasannya karena siswa yang tidak disebutkan namanya tidak menyelesaikan pekerjaan rumah yang ditugaskan sang guru.

Insiden itu terjadi pada pada Sabtu (28/9) pekan lalu. Dilansir Asia One, Selasa (1/10), ibu korban baru mengetahui kejadian tersebut saat datang menjemput anaknya.

Dia melihat telinga kiri sang anak luka. Setelah sang anak menceritakan kejadian itu, dia kemudian melapor ke kantro kepolisian terdekat.

Direktur Departemen Pendidikan Negara Bagian Sabah, Dr. Misterine Radin, mengonfirmasi telah menerima laporan seorang guru yang melukai seorang siswa.

"Kami telah menerima laporan mengenai adanya guru yang telah melukai telinga seorang siswa menggunakan stapler dengan alasan pendidikan," katanya dalam penutupan Kursus Profesionalisme Guru Pendidikan Khusus.

Menteri Pendidikan dan Inovasi Kota Sabah, YB Datuk Dr Yusof B. Yacob, menyatakan kasus penggunaan stapler untuk menertibkan anak belum pernah terdengar sebelumnya.

Ia kemudian menegaskan bahwa seharusnya guru sebagai pendidik dapat memahami masalah muridnya dan dapat memperlakukan mereka seperti anggota keluarga.

Menurut keduanya, pemberian hukuman hanya bisa dilakukan untuk pendidikan dan hukuman yang melukai siswa bisa berdampak pada perkembangan kejiwaan anak.

"Bisa dipastikan bahwa guru tersebut akan dikirim untuk diberikan konseling," ujar Dr. Radin.

Kasus penganiayaan guru terhadap murid di Sabah seperti ini bukan yang pertama kali terjadi, setelah departemen pendidikan pernah mendapatkan sebuah laporan kasus serupa pada tahun ini.

Pada 2010 silam, seorang guru SD di Serawak dilaporkan memberi hukuman keras serupa kepada seorang siswa yang terlalu berisik di dalam kelas. Akibatnya, siswa tersebut mengalami trauma hingga tidak mau datang ke sekolah setelah kejadian tersebut. (fls/ayp)

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20191001112452-106-435628/tak-buat-pr-kuping-siswa-dijepret-stapler-oleh-guru
Share:

Recent Posts