Boediono Sarankan Indonesia Contek Pendidikan Singapura

Wakil Presiden ke-11 Boediono menyampaikan sambutan dalam peluncuran buku LPI 2017 di Jakarta, 28 Maret 2018. Dalam sambutannya, Boediono mengatakan bahwa pemerintah dapat mengambil pelajaran dari pemerintah Orde Baru (Orba) khususnya soal efektifitas kebijakan ekonomi. ANTARA/Dhemas Reviyanto

Mantan Wakil Presiden Boediono menganjurkan Indonesia belajar dari Singapura terkait peningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Pasalnya, belum lama ini, media The Economist menobatkan Singapura sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia.
"Itu suatu prestasi yang tidak main-main, nampaknya kita perlu banyak belajar dari The Little Red Dot, tetangga sebelah kita itu," ujar Boediono di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, 12 September 2018.
Boediono berujar selama ini sudah banyak upaya dan program yang dilaksanakan pemerintah sejak kemerdekaan untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan hanya pemerintah, masyarakat juga sudah bersumbangsih dalam pendidikan.
"Hasilnya pun bukan tidak ada," kata Boediono. "Namun barangkali sekarang sudah waktunya bagi kita mematok target yang lebih tinggi lagi untuk pembangunan manusia di negeri ini."
Wakil presiden era pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono itu menyebut Indonesia perlu memperbaharui tekad untuk membangun manusia secara all out. Pembangunan itu harus berdasarkan kebijakan dan program yang lebih konsepsional, lebih terpadu, dan lebih sistematis.
"Juga implementasi yang benar-benar dilaksanakan secara konsisten, runtut, dan berkesinambungan," ujar bekas Gubernur Bank Indonesia itu.
Pembangunan manusia, menurut Boediono, merupakan salah satu jurus untuk membangun suatu bangsa. Ia menganalogikan pembangunan bangsa dengan pembersihan aliran sungai.
Menurut Boediono, ada beberapa langkah untuk membersihkan sungai. Pertama, membersihkan air di hulu sungai, sumber mata air. Lalu menjaga perjalanan ke hilir agar tidak tercemar. "Bila ini dilakukan, selang beberapa waktu seluruh air kotor akan tergantikan air bersih, sungai akan bebas dari polusi," kata dia.
Sebagaimana membersihkan sungai, Boediono mengatakan perjalanan suatu bangsa dapat dilihat sebagai aliran manusia baru yang menggantikan aliran manusia lama. Jadi, menurut dia, proses kemajuan suatu bangsa adalah proses estafet yang berkelanjutan. "Bagaimana setiap generasi menyiapkan generasi penerus yang makin unggul," kata Boediono.
Share:

Arsip Blog

Recent Posts