Jadi Negara Paling Bahagia, Seperti Apa Pendidikan di Finlandia?

Sekolah Komprehensif Kirkkojarvi di Espoo, sebuah pinggiran kota yang luas di sebelah barat Helsinki, Finlandia.[smithsonian magazine]

Finlandia menjadi negara paling bahagia di dunia untuk dua tahun berturut-turut dan sistem pendidikan Finlandia dikenal sebagai yang paling sukses di dunia.
Negara Nordik dengan populasi 5,5 juta jiwa ini, menjadi yang teratas dalam World Happiness Report oleh PBB pada 2018 dan 2019, sejak laporan pertama kali dirilis pada 2012.
Meskipun Finlandia dikenal sebagai negara dengan tempat dengan cuaca ekstrem dan dingin, namun warga Finlandia memiliki tingkat kriminalitas paling rendah, jaminan anak-anak, jaminan kesehatan penuh yang disubsidi negara, dan yang terpenting adalah pendidikan gratis.
Lalu bagaimana sistem pendidikan di negara paling bahagia di dunia ini?
Menurut laporan CNN, 7 April 2019, ternyata pendidikan wajib Finlandia terbilang cukup telat dibanding negara-negara lain, yakni dimulai pada usia tujuh tahun.
Dibanding dengan Inggris yang mulai sekolah pada usia lima tahun, dan AS pada usia enam tahun.
Selain itu, sistem pendidikan Finlandia tidak memberlakukan tes uji standar. Siswa Finlandia diperkenankan bebas menjelajahi kemampuan diri daripada bersaing, di dalam lingkungan yang lebih ramah dan mendukung. Menurut pakar pendidikan ini berdampak positif untuk jangka waktu yang lama.
John Helliwell adalah salah satu editor penyusun laporan World Happiness Report.
Menurut Helliwell, anak-anak Finlandia menempati peringkat pertama ranking pendidikan OECD's PISA dan akhirnya mendapat perhatian internasional.
"Hal yang sama kini terjadi pada kebahagiaan, dengan menghargai kehidupan seluruhnya," katanya.
Helliwell mengatakan pendidik top Finlandia telah memastikan bahwa sistem bergerak melampaui pencapaian nilai tes untuk pengembangan anak-anak dan orang dewasa yang bahagia dan disesuaikan dengan baik.
Menurut Smithsonian Magazine, transformasi sistem pendidikan Finlandia sudah dimulai sejak 50 tahun lalu. Para pendidik tidak menyangka kesuksesan sistem pendidikan Finlandia sampai tahun 2000, ketika hasil laporan pertama Programme for International Student Assessment (PISA), sebuah tes standar yang diberikan kepada anak-anak berusia 15 tahun di lebih dari 40 tempat pendidikan global, mengungkapkan pemuda-pemudi Finlandia sebagai pembaca muda terbaik di dunia. Tiga tahun kemudian mereka memimpin bidang matematika.
Pada 2006, Finlandia menjadi peringkat pertama di bidang sains. Pada 2009, skor PISA dirilis yang menunjukkan Finlandia berada di urutan kedua sains, peringkat ketiga dalam membaca dan keenam di matematika di antara setengah juta pelajar di seluruh dunia.
Sistem pendidikan Finlandia menawarkan kebebasan individu. Tidak ada ujian standar sampai SMA, tidak ada sistem ranking, tidak ada persaingan antarsiswa, sekolah, atau persaingan peringkat antarwilayah. Sekolah-sekolah Finlandia dibayar oleh publik dan pemerintah. Sekolah dijalankan oleh lembaga pemerintah, pengajar, atau pejabat nasional dan lokal, bukan oleh pengusaha, pemimpin militer atau politisi.
Setiap sekolah memiliki porsi yang sama untuk pendidik dari universitas tanpa memandang daerah kota maupun pedalaman. Ini menghasilkan anak-anak Finlandia di pedalaman maupun di kota mendapat kualitas pendidikan yang sama. Pemerataan adalah hal yang paling penting dalam sistem pendidikan Finlandia dan ini diiyakan oleh semua politisi segala kubu.
Guru-guru Finlandia menghabiskan waktu lebih sedikit di sekolah dan ruang kelas dibanding guru-guru Amerika. Guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk menyusun kurikulum dan menilai perkembangan siswanya.
Anak-anak pada usia dini menghabiskan waktu bermain lebih banyak di luar, bahkan ketika musim dingin. Pekerjaan rumah seminimal mungkin.
Hampir tidak pernah terdengar seorang anak kelaparan atau terlantar. Finlandia memberikan cuti hamil selama tiga tahun dan penitipan anak bersubsidi kepada orang tua, dan pra-sekolah untuk semua anak berusia 5 tahun, di mana penekanannya adalah bermain dan bersosialisasi.
Selain itu, negara mensubsidi orang tua, membayar mereka sekitar 150 euro per bulan untuk setiap anak sampai ia berusia 17 tahun.
97 persen anak usia 6 tahun bersekolah di sekolah umum, di mana anak-anak memulai beberapa akademisi. Sekolah menyediakan makanan, perawatan medis, konseling dan layanan taksi jika diperlukan. Perawatan kesehatan pelajar juga gratis.
Share:

Arsip Blog

Recent Posts